menu

Assalamu'alaikum Warrahmatullah Wabarokatuh

Sabtu, 12 Desember 2015

Iman Kepada Kitab Allah



BAB I
MEYAKINI KITAB-KITAB ALLAH
MENCINTAI AL-QUR’ĀN
A.    Pengerian Iman Kepada Kitab-kitab Allah Swt
Iman kepada  kitab Allah berarti percaya  dan  yakin dengan sepenuh hati  bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para Rasul-Nya. Ajaran yang terdapat di dalam kitab tersebut disampaikan kepada umat manusia sebagai pedoman hidup agar dapat meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Diturunkannya kitab-kitab Allah ini merupakan anugerah bagi manusia. Mengapa demikian? Manusia dikaruniai akal dan pikiran sehingga dapat mengkaji ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya. Kitab-kitab Allah tersebut juga dapat memberi jalan keluar terhadap setiap masalah dan kesulitan yang dihadapi oleh manusia. Dengan adanya kitab-kitab Allah ini, manusia dapat membedakan mana yang benar (haq) dan mana yang salah (batil), mana yang bermanfaat dan mana yang mengandung mudarat.
Seandainya kita tidak mempunyai pedoman yang datangnya dari Allah tentu kita tidak  akan pernah mengetahui keberadaan,  keesaan, dan keagungan Allah. Demikian juga dengan orang-orang terdahulu. Mereka mendapatkan informasi mengenai keesaan Allah melalui Kitab Allah tersebut. Tanpa dibimbing oleh Kitab Allah, kita juga akan melakukan  penyembahan yang sesat dan tindakan-tindakan sesuka hati. Tanpa Kitab Allah sudah pasti akan membuat kita berada dalam kegelapan. Ibarat orang yang berjalan kita berjalan tanpa mengetahui arah dan tidak mempunyai tujuan. Jika demikian, apa yang akan terjadi? Tentu kita akan tersesat, bukan?
Untuk lebih memahami        hal tersebut, perhaikanlah Firman Allah dalam Q.S. al-Māidah /5 : 16 berikut :
Arinya : “Dengan kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang
mengikui  keridlaan-Nya  ke  jalan  keselamatan  dan  (dengan  kitab  itu  pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya dan menunjukkan ke jalan yang lurus.” (Q.S. al-Māidah /5  : 16)
B.     Nama-nama Kitab Allah Swt. dan Rasul Penerimanya
Ada 4 kitab yang diturunkan oleh Allah ke dunia ini. Allah juga memberikan nama-nama untuk kitab-kitab-Nya tersebut. Secara berurutan mulai dari yang tertua keempat kitab yang wajib kita yakini adalah :  Taurat, Zabur,  Injil, dan al-Qur’ān.
1.      Kitab Taurat (diturunkan pada abad ke-12 SM)
Kitab Taurat diwahyukan kepada Nabi Musa pada abad ke-12 SM. Nama Taurat      berarti hukum  atau syariat. Pada saat        itu Nabi Musa diutus oleh Allah untuk berdakwah kepada bangsa Bani Israil. Oleh karena itu, tepat sekali kalau kita meyakini bahwa kitab Taurat diperuntukkan sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi kaum Bani Israil saat itu. Adapun bahasa yang digunakan dalam kitab Taurat adalah bahasa Ibrani.
Sebagai muslim kita sangat meyakini akan keberadaan kitab  Taurat  ini. Kita meyakini bahwa kitab Taurat benar-benar wahyu dari Allah Swt. Keyakinan ini diperkuat oleh keterangan-keterangan yang ada di dalam al-Qur’ān. Salah satunya adalah yang tertuang dalam Firman Allah dalam Q.S. Al-Mu’minun/23 : 49 berikut ini :
Arinya  :  “Dan  sungguh,  telah  Kami  anugerahi  kepada  Musa  Kitab
(Taurat),  agar  mereka  (Bani  Israil)  mendapat    petunjuk.    (Q.S.  al-
Mu’minūn/23 : 49 )
Kitab  Taurat yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa untuk bangsa Bani Israil (kaum Yahudi) agar mereka senantiasa berada dalam jalan kebenaran. Perhaikan kisah mengenai Nabi Musa a.s. mendapatkan wahyu dari Allah berikut :
Adapun pokok-pokok ajaran yang ada dalam Kitab  Taurat yang diturunkan di Bukit Sinai tersebut  adalah  sebagai  berikut:
a.       Perintah untuk mengesakan Allah.
b.      Larangan   menyembah patung/ berhala.
c.       Larangan menyebut nama Allah dengan sia-sia.
d.      Perintah menyucikan hari Sabtu.
e.       Perintah menghormati kedua orang tua.
f.       Larangan membunuh sesama manusia.
g.      Larangan berbuat zina.
h.      Larangan mencuri.
i.        Larangan menjadi saksi palsu.
j.        Larangan mengambil hak orang lain.
2.      Kitab Zabur (diturunkan pada abad ke-10 SM)
Kitab  Zabur diturunkan Allah kepada Nabi Daud untuk bangsa Bani Israil atau umat Yahudi. Kitab ini diturunkan pada abad 10 SM di daerah Yerusalem. Adapun kitab ini ditulis dengan bahasa Qibi.
Firman Allah Swt. :
Arinya : “Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang di langit dan di bumi. Dan sungguh, Kami telah memberikan kelebihan kepada sebagian Nabi-nabi  atas  sebagian  (yang  lain),  dan  Kami  berikan  Zabur  kepada Dawud. “ (QS. Al-Isrā/17 :55).
3.      Kitab Injil (diturunkan pada abad ke-1 M)
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa pada permulaan abad 1 M. Kitab Injil diwahyukan di daerah Yerusalem. Kitab ini ditulis pada awalnya dengan menggunakan bahasa Suryani. Kitab ini menjadi  pedoman bagi kaum Nabi Isa a.s., yakni kaum Nasrani.
Firman Allah Swt. :
Arinya  :  Dia  (Isa)  berkata,  “Sesungguhnya  aku  hamba  Allah.  Dia memberiku  Kitab  (Injil)  dan  Dia  menjadikan  aku  seorang  nabi.”  Q.S.
Maryam/19 : 30)
Kitab  Injil berisi ajaran pokok yang sama dengan kitab-kitab sebelumnya. Namun, ada yang menghapus sebagian ajaran Kitab  Taurat       yang sudah tidak sesuai dengan zaman itu. Secara umum Kitab Injil berisi tentang :
a.       Perintah untuk kembali mengesakan Allah Swt.
b.      Membenarkan keberadaan Kitab Taurat.
c.       Menghapus beberapa hukum dalam Kitab Taurat  yang tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman.
d.      Menjelaskan bahwa kelak akan datang kembali rasul setelah Nabi Isa a.s., yaitu Nabi Muhammad saw. (di samping ada di Kitab  Injil, penjelasan ini juga terdapat dalam Kitab Taurat)
Kitab  Injil menjadi pedoman bagi para pengikut agama Nasrani agar melaksanakan hukum-hukum Allah Swt. yang dibawa oleh Nabi Isa a.s. Nabi Isa mengajarkan agar kaumnya taat kepada hukum-hukum Allah dan tidak terlena dengan gemerlap harta dan dunia.
4.      Kitab al-Qur’ān (diturunkan pada Abad ke-7 M, kurun waktu tahun 611-632 M)
Kitab  al-Qur’ān merupakan kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi dan Rasul yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw. Kitab Suci al-Qur’ān diturunkan Allah sebagai penyempurna dan membenarkan kitab-kitab sebelumnya.
Firman Allah Swt. :
Arinya:  “Dia menurunkan Kitab  (al-Qur’ān)  kepadamu  (Muhammad)
yang mengandung  kebenaran, membenarkan  (kitab-kitab)  sebelumnya,
dan menurunkan Taurat dan Injil.” (Q.S. Ăli ‘Imrān/3 : 3)
Setelah wahyu pertama yang diturunkan di Gua Hira tersebut, turunlah wahyu-wahyu berikutnya sampai seluruhnya diturunkan oleh Allah Swt.
Secara umum pokok-pokok ajaran yang terkandung dalam  al-Qur’ān
adalah :
a.       Aqidah (keyakinan), yaitu hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan, seperti mengesakan Allah dan meyakini malaikat-malaikat Allah Swt.
b.      Akhlak  (budi pekerti), yaitu berkaitan dengan pembinaan akhlak mulia dan menghindari akhlak tercela.
c.       Ibadah, yakni yang berkaitan dengan tata cara beribadah seperti śalat, zakat, dan ibadah yang lainnya.
d.      Muamalah, yakni berkaitan dengan tata cara berhubungan kepada sesama manusia.
e.       Tarikh (sejarah), yaitu kisah orang-orang dan umat terdahulu.
C.    Kitab Allah Sebagai Petunjuk bagi Manusia
Kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada manusia melalui para utusan-Nya dimaksudkan agar dijadikan petunjuk bahwa keberadaan manusia di muka bumi. Karena manusia diciptakan oleh Allah, maka hanya kepada-Nya manusia menyembah. Allah menciptakan manusia dengan penciptaan yang sempurna. Manusia diberi akal,      hati nurani, dan nafsu. Hal ini dimaksudkan agar manusia bisa menjadi khalifah di muka bumi sebagaimana tujuan diciptakannya. Berkaitan dengan hal ini, manusia diberi petunjuk dan pedoman bagaimana harus menjalani kehidupannya di dunia.
Allah memberikan pedoman yang berisi hal-hal baik yang harus dilakukan dan meninggalkan hal-hal buruk atau tercela. Pedoman dan aturan ini tidak dimaksudkan untuk mengekang  manusia, justru sebaliknya dimaksudkan agar kebahagiaan manusia di dunia ini menjadi sempurna. Kesempurnaan kebahagiaan yang dimaksud adalah manusia dapat merasakan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
D.    Al-Qur’ān Sebagai Kitab Suci Umat Islam
Al-Qur’ān merupakan kitab suci dari Allah yang terjamin kemurniannya. Maksudnya, sejak awal diturunkan sampai sekarang bacaan  al-Qur’ān dan isinya tidak mengalami perubahan, baik penambahan maupun pengurangan. Sedangkan kitab-kitab sebelumnya yang ada sekarang sudah tidak murni lagi.
Allah telah menjamin kemurnian  al-Qur’ān ini sebagaimana tertuang dalam Firman-Nya :
Arinya: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Qur’ān dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya “. (Q.S. al-¦ijr/15 : 9).
Al-Qur’ān tidak hanya terjaga secara tertulis dalam mushaf seperti yang kamu lihat sehari-hari. Al-Qur’ān juga terjaga dalam hati dan pikiran para  penghafal       al-Qur’ān yang jumlahnya jutaan. Dalam sejarah tercatat bahwa  al-Qur’ān tidak  diturunkan sekaligus kepada Rasulullah saw. Seluruh ayat-ayat al-Qur’ān diturunkan secara bertahap, sedikit demi sedikit dan berangsur-angsur dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari atau + 23 tahun. Jumlah surat dalam al-Qur’ān sebanyak    114 surat. Sedangkan diinjau dari masa turunnya, ada yang diturunkan sebelum hijrah ke Madinah dinamakan surah Makiyyah dan ada diturunkan setelah hijrah ke Madinah yang disebut surah Madaniyyah.
Umat Islam yang menjadikan al-Qur’ān sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari sudah tentu akan menjadikan hidupnya terarah dan selamat sampai tujuan hidup yang sebenarnya, yakni bahagia di dunia dan bahagia di akhirat. Sebagai umat Islam, kita harus mencintai al-Qur’ān dan bertekad untuk menjaga serta mengamalkan isinya.
E.     Perbedaan Kitab dengan Suhuf
Wahyu-wahyu Allah yang diterima oleh para rasul dalam perkembangannya ada yang dibukukan berbentuk kitab dan ada yang tidak dibukukan atau berbentuk suhuf yaitu lembaran-lembaran terpisah. Namun, keduanya sama-sama berisi Firman Allah yang         diberikan kepada para Nabi dan Rasul.
Keterangan yang menyatakan bahwa suhuf itu benar adanya adalah Firman Allah berikut ini :
Arinya  :“Sesungguhnya  ini  terdapat  dalam  kitab-kitab  yang  dahulu, yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (Q.S. al-A’lā/87 : 18 – 19 ).
Secara rinci para Nabi dan Rasul yang menerima Suhuf dari Allah adalah :
1.      Nabi Idris menerima sebanyak 30 suhuf.
2.      Nabi Syis menerima sejumlah 50 suhuf.
3.      Nabi Ibrahim menerima 10 suhuf.
4.      Nabi Musa menerima 10 suhuf.
Antara kitab dan  suhuf mempunyai persamaan dan juga perbedaan. Persamaannya adalah keduanya sama-sama Firman Allah yang diturunkan kepada para rasul-Nya. Adapun perbedaan antara kitab dan suhuf antara lain :
1.      Isi kitab lebih lengkap daripada isi suhuf.
2.      Bentuk dari kitab sudah dibukukan, sedangkan suhuf masih berbentuk lembaran-lembaran yang terpisah.
3.      Kitab biasanya berlaku lebih lama daripada suhuf.
F.     Hikmah Beriman kepada Kitab Allah
Allah menurunkan kitab-kitab-Nya di dunia ini dengan cara diwahyukan  kepada Rasul-Nya. Tentunya hal ini dapat memberikan hikmah atau manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk Allah di alam semesta ini. Manusia yang mengaku beriman harus berusaha mengambil hikmah dari kitab-kitab Allah tanpa meragukannya.
Adapun hikmah yang dapat diambil dari adanya kitab-kitab Allah sebagai berikut:
1.      Memberikan petunjuk kepada manusia mana yang benar dan mana yang salah.
2.      Pedoman agar manusia tidak berselisih dalam menentukan kebenaran.
3.      Memberikan informasi sejarah kehidupan orang-orang terdahulu. Hal ini bisa menjadi pelajaran hidup yang berharga bagi umat manusia saat ini.
4.      Manusia menjadi tahu betapa besarnya perhaian dan kasih sayang Allah kepada para hamba dan makhluk-Nya.
5.      Manusia yang beriman akan dapat mengetahui dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, karena di dalam kitab dijelaskan tentang perilaku yang baik dan buruk.
6.      Mensyukuri segala anugerah dan nikmat Allah, termasuk pemberian petunjuk yang benar melalui kitab-kitab-Nya.
7.      Hati manusia menjadi lebih tenteram dan menambah ilmu pengetahuan.     
8.      Memiliki sikap toleransi yang tinggi karena kitab-kitab Allah memberikan penjelasan tentang penanaman sikap toleransi, selalu menghormati, dan menghargai orang lain bahkan pemeluk agama lain.
9.      Meningkatkan kesabaran dalam menerima cobaan, ujian, dan musibah, serta selalu bersyukur atas nikmat dan anugerah yang diberikan oleh Allah Swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar