BAB V
BANI UMAYYAH
1. Daulah Umayyah di Damaskus (661-750M)
Daulah
Umayyah berdiri selama 90 tahun (40 – 132 H / 661 – 750 M). Pendirinya bernama
Muawiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah. Daulah Umayyah menjadikan
Damaskus sebagai pusat pemerintahannya. Kalian
pasti tahu bahwa
saat ini Damaskus
menjadi ibukota negara
Suriah. Sebagai pendiri Daulah Umayyah, Muawiyah bin Abi Sufyan
sekaligus menjadi Khalifah pertama. Adapun secara lengkap para khalifah Bani
Umayyah sebagai berikut:
a. Muawiyah bin Abu Sufyan (Muawiyah I), tahun 660 -680
M. (41-61 H )
b.
Yazid bin Muawiyah (Yazid I),
tahun 680-683 M. (61-64 H)
c.
Muawiyah bin Yazid (Muawiyah
II), tahun 683-684 M. (64-65 H)
d.
Marwan bin Hakam (Marwan I), tahun 684-685 M. (65-66 H)
e.
Abdul Malik bin Marwan, tahun 685-705
M. (66-86 H)
f.
Al-Walid bin ‘Abdul Malik (al-Walid I), tahun 705-715
M. (86-97 H)
g.
Sulaiman bin ‘Abdul Malik, tahun 715-717 M. (97-99 H)
h.
Umar bin ‘Abdul ‘Aziz (‘Umar II), tahun 717-720M. (99-102
H)
i.
Yazid bin ‘Abdul Malik (Yazid II), tahun 720-724 M. (102-106 H)
j.
Hisyam bin ‘Abdul Malik, tahun
724-743 M. (106-126 H)
k.
Walid bin Yazid (al-Walid
III), tahun 743-744 M. (126-127 H)
l.
Yazid bin Walid (Yazid III),
tahun 744 M. (127 H)
m.
Ibrahim bin al-Walid,
tahun 744 M. (127 H)
n.
Marwan bin Muhammad
(Marwan II al-Himar), tahun 745-750
M. (127- 133 H)
Pada
saat Daulah Umayyah diperintah oleh al-Walid bin Abdul Malik, keadaan negara
sangat tenteram, makmur, dan tertib. Umat Islam merasa nyaman dan hidup bahagia. Pada
masa pemerintahannya yang berjalan
kurang lebih sepuluh tahun itu tercatat
suatu perluasan wilayah
dari Afrika Utara menuju
wilayah barat daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Setelah Aljazair
dan Maroko dapat ditundukkan, Tariq bin Ziyad, pemimpin pasukan Islam, dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan
antara Maroko (magrib) dengan benua
Eropa, dan mendarat di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar
(Jabal Thariq). Tentara Spanyol
dapat dikalahkan. Dengan demikian, Spanyol menjadi daerah perluasan
selanjutnya. Ibu kota Spanyol,
Cordoba, dapat dikuasai dengan cepat. Menyusul setelah itu kota-kota lain seperti Sevilla, Elvira dan
Toledo.
Di zaman
Khalifah Umar bin Abdul Aziz,
perluasan wilayah dilakukan ke Perancis melalui
pegunungan Pirenia. Misi ini dipimpin
oleh Abdurrahman bin Abdullah
al-Ghafiqi. Dengan keberhasilan perluasan wilayah ke beberapa daerah, baik di timur maupun barat, wilayah kekuasaan
Islam masa Bani Umayyah
ini betul-betul sangat
luas. Daerah-daerah itu meliputi
Spanyol, Afrika Utara,
Syria, Palestina, Jazirah
Arab, Irak, sebagian
Asia Kecil, Persia,
Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Turkmenistan, Uzbekistan,
dan Kirgistan di Asia Tengah.
Di samping
perluasan wilayah Islam, Bani Umayyah
juga banyak berjasa dalam pembangunan di berbagai
bidang. Muawiyah bin Abu Sufyan mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu
dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan.
Dia juga berusaha menertibkan angkatan
bersenjata dan mencetak
mata uang.
Pada masanya,
jabatan khusus seorang
hakim (qadi) mulai berkembang menjadi profesi tersendiri. Qadi adalah seorang spesialis di bidang
kehakiman. Abdul Malik bin Marwan mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang
dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak uang
tersendiri pada tahun 659 M dengan memakai kata- kata dan tulisan Arab. Khalifah Abdul Malik bin Marwan juga berhasil
melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa Arab
sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan
Islam.
Keberhasilan
ini dilanjutkan oleh puteranya al-Walid bin Abdul Malik (705-715 M) meningkatkan pembangunan, di antaranya membangun panti- panti untuk orang cacat dan pekerjanya digaji oleh
negara secara tetap. Ia juga membangun
jalan-jalan raya yang menghubungkan
suatu daerah dengan daerah lainnya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan
dan masjid-masjid yang megah.
Selain
kemajuan dalam bidang pemerintahan, ilmu pengetahuan juga dikembangkan pada
masa itu. Perkembangan ilmu pengetahuan tersebut meliputi:
a.
Ilmu agama, seperti: al-Qur’ān, Hadis, dan fiqih. Proses
pembukuan hadis terjadi pada masa Khalifah
Umar bin Abdul Aziz sejak saat itulah hadis
mengalami perkembangan pesat.
b.
Ilmu sejarah dan geografi, yaitu segala ilmu yang membahas
tentang perjalanan hidup, kisah, dan riwayat. Ubaid ibn Syariyah al-Jurhumi
berhasil menulis berbagai peristiwa sejarah.
c.
Ilmu pengetahuan bidang bahasa, yaitu segala ilmu yang
mempelajari bahasa, nahwu, saraf, dan
lain-lain.
d.
Bidang ilmu filsafat,
yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal
dari bangsa asing, seperti ilmu mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung,
dan ilmu yang berhubungan dengan itu, serta ilmu kedokteran.
2. Daulah Umayyah di Andalusia (756 M – 1031 M)
Kekuasaan
Bani Umayyah di Damaskus berakhir pada tahun 750 M, kekhalifahan pindah
ke tangan Bani Abbasiyah. Namun, salah satu penerus
Bani Umayyah yang bernama Abdurrahman ad-Dakhil dapat meloloskan diri pada tahun 755 M. Ia dapat lolos dari kejaran
pasukan Bani Abbasiyah dan masuk ke Andalusia (Spanyol). Di Spanyol sebagian
besar umat Islam di sana masih setia dengan Bani Umayyah. Ia kemudian
mendirikan pemerintahan sendiri dan mengangkat dirinya sebagai amir (pemimpin)
dengan pusat kekuasaan di Cordoba.
Adapun
amir-amir Bani Umayyah yang memerintah di Andalusia (Spanyol) sebagai berikut:
a.
Abdurrahman ad-Dakhil (Abdurrahman I), tahun 756-788
M.
b.
Hisyam bin Abdurrahman (Hisyam I), tahun
788-796 M.
c.
Al-Hakam bin Hisyam (al-Hakam I) , tahun 796-822 M.
d.
Abdurrahman al-Ausat (Abdurrahman II) , tahun 822-852 M.
e.
Muhammad bin Abdurrahman (Muhammad I) , tahun 852-886 M.
f.
Munzir bin Muhammad, tahun 886-888 M.
g. Abdullah bin Muhammad, tahun 888-912 M.
h. Abdurrahman an-Nasir (Abdurrahman III) , tahun
912-961 M.
i. Hakam al-Muntasir (al-Hakam
II) , tahun 961-976 M.
j. Hisyam II, tahun 976-1009 M.
k. Muhammad II, tahun 1009-1010 M.
l. Sulaiman, tahun 1013-1016 M.
m. Abdurrahman IV, tahun 1016-1018 M.
n. Abdurrahman V, tahun 1018-1023 M.
o. Muhammad III, tahun
1023-1025 M.
p. Hisyam III, tahun
1027-1031 M.
Pada
masa pemerintahan Daulah Umayyah di Andalusia (Spanyol), Cordoba menjadi pusat
berkembangnya ilmu pengetahuan. Pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan terjadi pada masa pemerintahan amir yang ke-8 yakni
Abdurrahman an-Nasir dan amir yang ke-9 yakni Hakam al-Muntasir.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di Kota Cordoba
ditandai dengan adanya Universitas Cordoba. Universitas ini memiliki perpustakaan dengan koleksi buku mencapai
400.000 judul. Pada masa kejayaannya Cordoba
memiliki 491 masjid dan 900 pemandian umum. Karena air di kota ini tidak layak minum, pemerintah memiiki
inisiatif untuk membangun instalasi air minum dari
pegunungan sepanjang 80 km.
Tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan di Cordoba membuat
berbagai inisiatif dan inovasi
dalam rangka membuat
kehidupan lebih sejahtera dan nyaman. Didirikannya masjid-masjid yang megah dan indah
menunjukkan bahwa pada saat itu kesadaran untuk meningkatkan ketakwaan dan
keimanan juga sangat tinggi.
3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Pada
masa pemerintahan Bani Umayyah, ilmu pengetahuan mengalami kemajuan yang sangat berarti.
Adapun perkembangan ilmu pengetahuan pada masa ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a.
Ilmu Kimia
Di
antara ahli kimia ketika itu adalah
Abu al-Qasim Abbas ibn Farnas yang mengembangakan ilmu kimia murni
dan kimia terapan.
Ilmu kimia murni maupun kimia
terapan adalah dasar bagi ilmu farmasi yang erat kaitannya dengan
ilmu kedokteran.
b.
Kedokteran
Di
antara ahli kedokteran ketika itu
adalah Abu al-Qasim al-Zahrawi. Ia dikenal sebagai ahli bedah, perintis ilmu
penyakit telinga, dan pelopor ilmu
penyakit kulit. Di dunia Barat dikenal dengan Abulcasis. Karyanya berjudul
al-Ta¡rif li man ‘Ajaza ‘an al-Ta’līf, yang pada abad XII telah
diterjemahkan oleh Gerard of Cremona dan dicetak ulang di Genoa (1497M), Basle
(1541 M) dan di Oxford
(1778 M). Buku tersebut menjadi rujukan di universitas-universitas di Eropa.
c.
Sejarah.
1) Abu Marwan Abdul Malik bin Habib, salah satu bukunya
berjudul al-Tarikh. Ia meninggal pada tahun 852 M.
2) Abu Bakar Muhammad bin Umar, dikenal dengan Ibnu Quthiyah. Karya bukunya berjudul Tarikh Iftitah al-Andalus.
3) Hayyan bin Khallaf
bin Hayyan, karyanya
al-Muqtabis fi Tarikh Rija al
Andalus dan al-Matin.
d.
Bahasa dan sastra
Di antara tokoh terkenal
bidang sastra ketika itu adalah :
1) Ali al-Qali, karyanya al-Amali dan al-Nawadir, wafat pada tahun 696 M.
2) Abu Bakar Muhammad Ibn
Umar. Di samping terkenal sebagai
ahli sejarah, ia adalah seorang ahli bahasa Arab, nahwu, penyair, dan sastrawan. Ia menulis buku
dengan judul al-Af’al dan Fa’alta wa
Af’alat. Ia meninggal pada tahun 977 M.
3) Abu Amr Ahmad ibn Muhammad ibn Abd Rabbih,
karya prosa diberi nama al-‘Aqd al-Farid. Ia meninggal tahun 940 M.
4) Abu Amir Abdullah ibn
Syuhaid. Lahir di Cordova pada tahun 382 H/992 M dan wafat pada tahun 1035 M. Karyanya dalam bentuk prosa adalah
Risalah al -awabi’ wa al-Zawabig, Kasyf al-Dakk wa A£ar al-Syakk dan Hanut ‘Athar.
4. Pertumbuhan Kebudayaan
Selain ilmu pengetahuan pada masa Bani Umayah juga berhasil
mengembangkan bidang lainnya,
yaitu :
a.
Arsitektur
Perkembangan
di bidang arsitektur ini terlihat dari bangunan- bangunan artistik serta
masjid-masjid yang memenuhi kota. Kota
lama pun dibangun menjadi kota modern.
Mereka memadukan gaya Persia dengan nuansa Islam yang kental di setiap sudut bangunannya. Pada
masa Walid dibangun juga sebuah masjid agung yang terkenal dengan sebutan
Masjid Damaskus yang diarsiteki oleh Abu Ubaidah bin Jarrah serta dibangunnya
sebuah kota baru yaitu kota Kairawan oleh Uqbah bin Nafi.
b.
Organisasi militer
Pada
masa pemerintahan Bani Umayyah ini militer dikelompokkan menjadi 3 angkatan
yaitu angkatan darat (al-jund),
angkatan laut (al- bahiriyah) dan
angkatan kepolisian.
c.
Perdagangan
Setelah
Bani Umayah berhasil menaklukkan bebagai wilayah, jalur perdangan menjadi
semakin lancar. Ibu Kota Basrah di Teluk Persi pun menjadi pelabuhan dagang
yang ramai dan makmur, begitu pula
Kota Aden.
d.
Kerajinan
Ketika
Khalifah Abdul Malik menjabat, mulailah dirintis pembuatan tiras (semacam
bordiran), yakni cap resmi yang dicetak pada pakaian khalifah dan para pembesar pemerintahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar